advertising

Home

Sunday, April 18, 2010

Bocah 5 Tahun Punya "Tangan Ketiga"


Sekilas tak ada yang aneh pada Rendi Sihurer (5), buah hati Faisal Sihurer yang tercatat sebagai warga Kampung Islam (Kampis), Kelurahan Papusungan, Kecamatan Lembeh Selatan, Pulau Lembeh, Bitung, Sulawesi Utara. Gelak tawa dan keriangan terus menghiasi wajahnya.

Sehari-hari Rendi juga terlihat asyik bermain dengan sebayanya. Namun siapa kira di balik pakaian yang membalut tubuhnya, persisnya di bagian punggung terdapat daging tumbuh yang menyerupai tangan. Disebut demikian, karena terlihat kuku di bagian ujungnya.

Rendi mengaku tidak terganggu dengan keganjilan itu. Dia juga mengaku tak merasa sakit dengan daging tumbuh di bagian punggungnya. "Tidak sakit," ucapnya lugu, ketika ditemui, Sabtu (17/4/2010).

Hebatnya, dia juga tak lantas rendah diri dengan keadaan tubuhnya. Sebaliknya, dia tetap mengisi hari- harinya seperti lazimnya bocah seusianya, seperti bermain sepak bola di pantai. Ketika bermain bola pun dia tak mengenakan baju, sehingga "tangan ketiganya" terlihat menonjol di punggungnya.

"Tidak," jawabnya ketika ditanya apakah dirinya tidak merasa terganggu. Menurut Faisal, daging tumbuh menyerupai tangan di punggung anaknya ada sejak lahir ke dunia. Dia juga mengaku, sewaktu istrinya hendak melahirkan, dirinya juga tidak merasa ada keanehan, apalagi pertanda seperti firasat.

"Sudah sejak dari lahir," jelas Faisal yang mengaku mempunyai empat anak, dengan tiga di antaranya masih berada di tengah keluarga lantaran si sulung sudah lebih dulu kembali ke pangkuan Tuhan YME. "Rendi anak saya bungsu," akunya. Dia mengungkapkan, sehari-hari tidak ada keluhan dari buah hatinya itu.

Namun memang katanya, kalau tangan itu ditarik. Baru Rendi merasa kesakitan. Karena di tangan itu terdapat tulang rawan yang menyatu dengan punggung anaknya. "Kalau ada yang tarik dia kesakitan," jelas Faisal menirukan pengakuan buah hatinya.

Faisal mengaku ingin sekali anaknya dapat dioperasi sehingga daging menyerupai tangan yang tumbuh di punggung buah hatinya bisa disingkirkan. Namun pendapatannya sebagai pekerja serabutan membuat keinginan itu, untuk sementara dipendamnya dalam-dalam.

Dia mengaku ingin sekali membawa anaknya ke dokter. Bahkan, meski mengaku tergoda hendak menggunting kuku yang tumbuh di "tangan ketiga" buah hatinya, dia terus bermimpi membawa anaknya mendapatkan perawatan dokter.

Namun sejauh ini, dia hanya bisa memendamnya lebih dulu lantaran tidak ada biaya. Pekerjaannya sebagai pekerja serabutan membuatnya berhitung kemampuan kantungnya, meski ingin betul tangan anaknya itu bisa dioperasi. "Saya tidak ada uang untuk membiayai operasi," ucapnya dengan mata menerawang.

Sehari-hari dia mengaku menghidupi keluarga dengan menjadi kuli bangunan, itupun tidak setiap hari ada pekerjaan. Dia mengaku, keinginannya mengoperasikan anaknya lantaran tidak ingin kelak dewasa buah hatinya menjadi rendah diri (minder) dengan keadaannya. Namun kini dia hanya dapat berdoa sembari menunggu uluran tangan dermawan yang ingin membantu menjawab mimpinya.

"Sekarang dia tidak merasa minder karena masih kecil. Yang saya takutkan kalau dia sudah besar nanti merasa minder," jelas Faisal. Anda ingin menjadi dermawan itu? (Reza Pahlevi)

0 Comment:

Post a Comment

Related Posts with Thumbnails

Infolinks In Text Ads